Minggu, 29 September 2013

reog

Keindahan Seni Budaya Jawa Tengah


Keindahan Seni Budaya Jawa Tengah 

 

sekaten

Grebek Sekaten Berawal dari Dakwah Budaya Islam di Jawa


Gunungan Sekaten saat diarak (Foto: Prabowo/okezone)
YOGYAKARTA- Puncak perayaan Sekaten atau Grebekan di Alun-Alun Utara Kraton Yogyakarta, diakhiri dengan gunungan yang diperebutkan bagi warga masyarakat.

Sekaten sendiri merupakan sebuah budaya yang ada di Yogyakarta, sedangkan Maulud merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahmad Muksin Kamaludiningrat, mengatakan, gerebek sekaten merupakan dakwah Islam yang dilakukan melalui budaya.

Artinya, pesan dakwah yang disampaikan dalam ajaran Islam menyatu dalam budaya Jawa yang ada di masyarakat.

"Inti dari Grebek Sekaten pada Bulan Maulud itu merupakan syiar dakwah. Menyampaikan pesan dakwah melalui budaya," katanya kepada Okezone, Kamis (24/1/2013).

Ahmad mengatakan, gunungan yang diperebutkan untuk warga itu memiliki nilai sedakah dalam ajaran Islam. Sedakah tersebut diberikan dari Raja (Sultan HB X) bagi masyarakat.

"Ada nilai historisnya kenapa ada gunungan, ada galeman yang mengiringi, ada prajurit yang mengawal, hingga perebutan gunungan," jelasnya.

Pria yang menjadi staf pengajar di beberapa kampus yang ada di Yogyakarta itu menjelaskan, metode dakwah bukan hanya dilakukan melalui ceramah semata, tetapi bisa melalui kesenian dalam suatu pertunjukan ataupun budaya seperti dalam sekaten.

"Sekaten itu bukan sekadar hura-hura dan bersenang-senang, tetapi memiliki nilai dakwah yang diajarkan dalam agama,"


DI POSTING OLEH ; M Faiz S

Minggu, 22 September 2013

kata kata penyemngat tentang budaya

Budaya adalah warisan leluhur yang harus kita lestarikan.Untuk itu, kita sebagai warga negara indonesia harus harusnya merasa beruntung karena selain diberkahi dengan sumber daya alam yang melimpah indonesia juga diberkahi dengan budaya-budaya lokal yang sangat beragam.Dimana budaya-budaya tersebut tersebar dari pulau sabang sampai merauke.Bentuk dari budaya tersebut antara lain seni tari, seni musik bahkan upacara-upacara adat disetiap daerahnya.
Tapi pada kenyataan,para generasi muda indonesia malah lebih tertarik untuk mempelajari budaya-budaya dari luar.Contohnya seperti K-POP.Budaya K-POP telah masuk dan berkembang dengan pesat di indonesia, buktinya telah menjamurnya boyband dan girlband di Indonesia. Padahal secara tidak langsung, masuknya budaya K-POP bisa merusak industri permusikan di Indonesia.Selain itu, budaya K-POP juga memberikan fanatisme yang berlebihan dikalangan para remaja.Dimana fanatisme yang berlebihan sering memicu adanya perang mulut antar sesama fans.
Untuk itu kita sebagai generasi muda yang nantinya akan menerima estafet kepemimpinan.Kita bersama-sama harus mencintai dan melestarikan budaya kita sendiri.Jangan sampai kita menunggu budaya kita diklaim oleh negara tetangga baru kita sadar untuk melestarikannya.Seperti pada kasus Reog Ponorogo yang di klaim oleh malaysia.
Karena dengan melestarikan budaya lokal itu sama dengan menunjukkan jati diri bangsa yang sesungguhnya kepada dunia.

Tetap Semangat . . . .
Dan tetap cintai budaya lokal . . . .

keterngan hasil posting rais cahyono

Minggu, 15 September 2013

Macam Macam Budaya

Bila dilihat darimacam-macam budayanya, mungkin Indonesia adalah negara paling kaya dibandingkan dengan negara lain. Bagaimana tidak? Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau, di mana tiap pulau memiliki suku bangsa yang berbeda-beda pula. Hal ini membuat kebudayaan Indonesia benar-benar beraneka ragam.
Budaya erat kaitannya dengan bagaimana manusia menjalani kehidupannya. Dari cara pandang, cara bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, cara memnuhi kebutuhan hidupnya sampai cara masyarakat mengekspresikan perasaan dalam dirinya. Jadi budaya tak semata hanya berkaitan dengan seni belaka.
Letak Indonesia juga menjadi penyumbang kenapa terdapat beraneka ragam budaya di Indonesia. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai merauke memang menyimpan begitu banyak budaya.
Selain aspek wilayah ini, aspek sejarah juga mempengaruhi timbulnya bermacam-maca budaya di Indonesia. Bagaimana dulu Indonesia adalah sebuah wilayah dari kerajaan besar Mataran dan Kerajaan Sriwijaya? Bagaimana pengaruh penyebaran agama Hindu-Budha juga mempengaruhi  budaya yang dihasilkan? Sampai akhirnya agama Islamlah yang banyak dipeluk oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Ini juga menjadi faktor penentu beragamnya budaya di Indonesia.
Indonesia memang banyak dikenal dengan keanekaragaman budaya yang ada. Terdapat begitu banyak budaya yang ada. Kebudayaan itu sendiri sangat bermacam-macam, mulai dari teknologi, bahasa, kesenian, dongeng, atau tradisi daerah yang beragam. Setiap daerah di Indonesia, memiliki kebudayaan-kebudayaan itu dengan ciri khas masing-masing.

Macam-macam budaya di Indonesia

Keluhuran dan Keindahan Budaya Jawa

Didalam masyarakat Indonesia, masih ada sebagian orang yang percaya bahwa gamelan tertentu memiliki kekuatan gaib. Suara yang dikeluarkan dari alat musik gamelan seringkali dianggap mempunyai daya magis yang bisa mempengaruhi aura kehidupan manusia. Gamelan seperti ini biasanya bukan lagi sekedar alat musik tapi sudah dianggap sebagai pusaka, dan hanya dimainkan pada saat yang sangat istimewa. Oleh karena keistimewaan itu, gamelan demikian mendapat penghormatan sama halnya seperti menghormati leluhur.Sebenarnya, penghormatan seperti kepada leluhur itu tidaklah berlebihan jika kita melihat dari rasa (roso) dan energi yang terlibat saat sang empu menempa dan membentuk gamelan itu hingga menghasilkan nada yang begitu indah hingga terkesan magis; atau saat sang pemilik gamelan itu dahulu sering menumpahkan perasaan dan pikiran dengan memainkan gamelannya seperti halnya seorang pianis meresap dalam permainan pianonya.
Sebagai alat musik yang dipandang memiliki daya magis, gamelan pusaka seringkali digunakan untuk mengiringi gendhing-gendhing Jawa yang memiliki makna sangat “khusus”, yang seolah mengandung misteri seperti misalnya gendhing Tunggul Kawung yang konon untuk “menahan/memindahkan” hujan, atau sebaliknya gendhing Mego Mendhung yang untuk mendatangkan hujan lebat. Meskipun semua itu tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, para pemain gamelan (karawitan) bisa membuktikannya dengan “rasa” yang mereka miliki.
Masyarakat Jawa adalah representasi dari harmonisasi dan pencapaian ekstase untuk sadar kosmis. Gamelan tidak sekadar perkara musik tapi menjadi pertaruhan orang Jawa mengolah rasa dan mengabdikan diri untuk sensibiltas kosmis (alam, manusia, dan Tuhan). Hakikat gamelan adalah hakikat kehidupan manusia lahir dan batin. Kesadaran atas gamelan bagi masyarakat Jawa ini mengarah pada kecenderungan mistik atau sakralisasi. Dan gamelan tidak sekadar urusan melodi, harmoni, dan dinamik. Keharmonisan dan keteraturan dalam gamelan merupakan representasi dari perjalanan suci menuju Tuhan. Ketukan gong bisa diartikan simbol pencapaian tingkat (maqam) tertentu setelah orang beralih dari suasana dzikir dan sunyi secara bergantian.
Dengan simbolisasi atas alam kerohanian Jawa maka sakralisasi terjadi dengan kesadaran batin dan laku. Pandangan mistik terhadap gamelan itu diterjemahkan oleh penguasa dan ahli agama dalam pelbagai ritus di keraton. Gamelan menjadi perangkat musik dengan nafas tradisi dan keagamaan. Ritus gamelan menjadi ritus dengan permainan jagad simbol dan anutan kepercayaan terhadap nilai-nilai kejawaan dan religiositas.
Selain itu gamelan merupakan salah satu jenis musik yang terdiri dari berbagai alat musik, diantaranya kendang, rebab, celempung, gambang, gongdan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat mempunyai fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan. Misalnya, gong berperan menutup sebuah irama yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending. Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelan merupakan keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud nyata dalam musiknya adalah tarikan rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama. Irama yang khas yang dihasilkan merupakan perpaduan jenis suara dari masing-masing unit peralatan gamelan. Secara filosofis gamelan Jawa merupakan satu bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa.
Sekar macapat ADI LUHUNGE KAGUNAN JAWI yang terangkum dalam pupuh dhanngula dan pupuh sinom, yang berisikan tentang piwulang mengenai falsafah gamelan Jawa. Semoga bait-baik macapat dibawah ini bisa untuk menambah wawasan serta merubah cara pandang kita terhadap budaya Jawa yang semakin hari semakin tersisih dengan budaya manca.
DHANDHANGGULA
Kang cinakup seni budya Jawi, rupa-rupa kalamun pinetang, basa lan sastra Jawane, sarta macapatipun, krawitan gamelan ugi, tuhu ngandhut falsafah, ingkang nyata agung, tumrap jejering manungsa, dadi tepa palupi ala lan becik, ing kauripanira.
Dene seni gamelan puniki, yasan dalem Sunan Kalijaga, kang kebak tuladhane, becik dadi panuntun, kanggo nggayuh urip utami, ingkang wus manjing dadya, kapribaden luhur, tumanduk mring bangsa kita, mangga sami ngleluri budaya Jawi, mamrih teguh santosa.
Jeneng GAMBANG ingkang mengku werdi, mbanyu mili kentir aneng sendhang, ngregengi tetabuhane, lir angin kang tumiyup, saya ngrangin rinenggeng gendhing, lamun bahan wilahan, asal saking kayu, mrih manggih hayu raharja, wit jatining urip mung ngudi basuki, donya prapteng delahan.
KEMPUL lumrah ingaran alit, mengku tetapsiran pirang-pirang, saka pakem sayektine, gandheng lan tembung kumpul, werdine gya samya nyawiji, manunggal cipta karsa, nut ugeranipun, iku tumraping agama, pranatan kang dadi wewatoning urip, ingudi mrih raharja.
Kalamun GONG kang araneki, wujud gamelan kang paling harda, memper kempul ingkang gedhe, dumadi saking prunggu, tinabuh ing panutup gendhing, tandha mungkasi pada, mangka werdinipun, yen gesang sampun pinungkas, dhawah ing gong wangsul ing kasidan jati, sepuh tanapi mudha.
S I N O M
DEMUNG sinebut balungan, saya greget mahanani, pindha jumbuhing tatabuhan, kang dadi peran utami, mligining wayang kulit, ateges andhamane mung, siji ra neka-neka, mantep manembah ing Gusti, kanthi manut miturut  reh parentah-Nya.
Bebasan bojone dhalang, nenggih GENDER araneki, baku ing babagan bawa, aneng pagelaran ringgit, mligine aninthingi, bawa wiraswaranipun, nambah ngrangin swasana, mengku falsafah kang inggil, aywa gampang tumandang nir sambekala.
Mangka jangkeping tabuhan, yeku SITER den wastani, saya gayeng nggo jineman, banget ngresepake ati, mungal swara thing-thing-thing, sinartan gender binarung, ingkang ngemu surasa, sing pinter weh sukeng galih, amemangun karyenak tyasing sasama.
Nora kleru byola Jawa, ya REBAB araneki, munggah kanthi sinenggrengan, nganyut rumesep ing galih, anggambar raos sedhih, mligining swasana tlutur, den samya ngrembag ing bab, sagung karya den rampungi, mrih sembada sadaya ingkang sinedya.
Minangka purnaning sekar, mangga sami anyawiji, angleluri kabudayan, budaya kang edi peni, wus dadi jati dhiri, langkung becik den sengkuyung, tan lirwa nembah muja, konjuk mring Hyang Maha Suci, kabudayan dimen lestari ngrembaka.
Terjemahan :
DHANDHANGGULA
Yang termasuk budaya Jawa, beraneka macam kalau dihitung, bahasa dan sastra Jawanya, serta tembang macapatnya, dan juga krawitan serta gamelan, semua mengandung falsafah, yang sangat luhur, terhadap penampilan manusia, menjadi tauladan baik dan buruk, pada kehidupan kita.
Sedangkan seni gamelan itu, hasil karya Sunan Kalijaga, yang penuh dengan contoh/teladan, baik untuk dijadikan petunjuk, untuk mencapai hidup yang baik, yang telah masuk menjadi, kepribadian yang luhur, sebagai pelindung terhadap bangsa kita, marilah sama-sama melestarikan budaya Jawa, agar  teguh dan sentosa.
Yang disebut GAMBANG itu mengandung maksud, air yang mengalir hanyut di sendang, memeriahkan alunan musik, ibarat angin yang berhembus, bertambah merdu alunan gending/lagu, kalau bahannya dari wilahan (kayu yang belah), berasal dari kayu, agar menemukan selamat dan sejahtera, hidup yang sesunggunya hannya mencari keselamatan, di dunia sampai dengan akhirat.
KEMPUL biasanya disebut kecil, mengandung penafsiran yang bermacam-macam, dari pedoman yang baku sesungguhnya, berhubungan dengan kata kumpul (bersatu), artinya segaralah bersatu, bersatu cipta dan karsanya, menurut peraturannya, itu apabila menurut agama, aturan yang menjadi pedomannya hidup, yang dicari agar selamat dan sejahtera.
Kalau yang namanya GONG, berupa gamelan yang paling besar, mirip dengan kempul yang besar, yang berasal dari bahan perunggu, ditabuh pada pada saat penutupan gending/lagu, sabagai tanda mengahiri pada (syair), padahal maksudnya, jika hidup itu telah diakhiri, jatuh pada gong kembali pada kesempurnaan sejati, tua atuapun muda.
S I N O M
DEMUNG disebut juga balungan, semakin bertambah semangat, ibarat telah sesuai dengan iramanya, yang menjadi peran utama, khususnya dalam wayang kulit, berarti hanya sebagai tokoh, hanya satu dan tidak bermacam-macam, mantab manembah pada tuhan, dengan patuh sesuai dengan perintah-Nya.
Ibarat itrinya dalang, yaitu GENDER namanya, sudah baku tentang bawa (pembukaan gending), pada pertunjukan wayang kulit, khususnya membunyikan (mengetuk), bawa wiraswaranya (penyanyi laki-laki), menambah merdu suasananya, mengandung falsafah yang sangat tinggi, janganlah mudah bertindak agar terhindar dari cobaan.
Padahal sempurnanya tetabuhan (irama), yaitu disebut SITER, bertambah nikmat dibuat jineman (irama lagu), sangat menarih hati, bunyi suara thing-thing-thing, seiring dengan suara gender, yang mengandung maksud, yang pandai memberi kedamaian, berbuat untuk menyenangkan hati sesama.
Tidak salah biola Jawa, yaitu REBAB namanya, meningkat dengan suara yang mengalun, hanyut meresap didalam hati, menggambarkan perasaan yang sedih, khususnya swasana tlutur (irama sedih), semua membahas pada bab (permasalahan), semua pekerjaan di selesaikan, agar semua yang diinginkan dapat terkabul.
Dan sebagai penutupnya lagu, marilah kita semua bersatu, melestarikan kebudayaan, budaya yang sangat indah, yang telah menjadi jati diri, lebih baik kita mendukung, tidak lupa kita untuk berdoa, kepada tuhan yang maha suci, agar kebudayaan kita lestari dan berkembang.

Keterangan Hasil Posting Miftahul Huda

Asal Usul Kata Kebudayaan dan Sejarahnya

Asal Usul Kata Kebudayaan dan Sejarahnya) – Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.[1] Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia

Keterangan hasil Posting M Qomarudin

Pengertian Budaya Politik | Berbagai Macam Pengertian Budaya Politik

Pengertian Budaya Politik
Artikel ini membahas tentang Pengertian Budaya Politik. Budaya merupakan cara hidup yang berkembang di dalam masyarakat yang terwujud dalam bentuk kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang dilakukan berulang-ulang. Sementara politik berkaitan erat dengan kekuasaan dan kenegaraan. Secara sederhana, budaya politik dapat diartikan sebagai gagasan dan sikap kebiasaan suatu masyarakat dalam bernegara atau menyelenggarakan kekuasaan politik.
Dalam Pengertian Budaya Politik, Budaya politik adalah nilai-nilai yang bersifat politis yang diakui dan dianut oleh suatu kelompok masyarakat serta diyakini sebagai panduan dalam melangsungkan aktivitas-aktivitas kenegaraan..

Macam-macam Pengertian Budaya Politik

Berikut ini adalah beberapa pengertian mengenai budaya politik, yakni sebagai berikut:
-Budaya politik merupakan seperangkat nilai keyakinan dan sikap mengenai cara pemerintah melaksanakan kebijakan dan apa kebijakan yang harus dilaksanakan oleh pemerintah. (Samuel Beer)
- Budaya politik ialah suatu sikap orientasi yang dimiliki secara khas oleh warga negara dalam suatu sistem politik dan berbagai bagiannya yang beraneka ragam, dan sikap mengenai peranan warga yang berada dalam sistem politik tersebut. (Almond dan Verba)
- Budaya politik merupakan pola tingkah laku individu dalam praktek berorientasi pada kehidupan politik yang diakui oleh anggota masyarakat dalam suatu sistem politik.
Jika disimpulkan Pengertian Budaya Politik  terdiri dari nilai dan sikap yang dianut oleh individu-individu dalam suatu sistem politik. Nilai dan sikap ini mempengaruhi warga negara dalam merespon politik dan mempengaruhi pejabat dalam mengambil keputusan politik. Budaya politik tersusun atas sikap, emosi, kepercayaan dan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat dalam menanggapi isu-isu politik dalam sistem politik tertentu. Adapula yang mengatakan bahwa budaya politik sebagai dimensi kejiwaan sistem politik yang turut berperan dalam menentukan berjalannya sebuah sistem politik. Budaya politik ini bisa bersifat individual atau diyakini orang per orang, bisa pula diyakini oleh suatu kelompok politik.
Pengertian Budaya Politik sebagai pandangan politik, budaya politik bisa menjadi suatu sentimen politik. Hal ini menjelaskan mengapa kadang-kadang orang cenderung memilih tokoh politik ataupun partai politik dengan alasan kultural. Namun, budaya yang dimaksud di sini tidak semata-mata menyangkut etnografi, tetapi juga kebiasaan sehari-hari yang dipegang oleh individu-individu dalam berpolitik.
Budaya politik berkembang di dalam masyarakat sebagai yang mempengaruhi sistem politik yang ada. Namun, perkembangan ini tidak secara natural, ada interaksi antara budaya dengan kebijakan politik di mana kebijakan politik yang berhasil bisa melahirkan budaya politik yang baru. Suatu Undang-Undang, misalnya, dalam penerapan berusaha mewujudkan nilai dan sikap politik tertentu.
Persepsi dan sikap manusia terhadap masalah politik bersumber dari pemahaman manusia tersebut akan politik, yang dibentuk oleh masyarakat melalui politik yang pada akhirnya kembali mempengaruhi perjalanan politik itu sendiri. Di sini kelihatan bahwa ada hubungan saling pengaruh antara budaya politik dengan kebijakan politik yang saling mengondisikan satu sama lain.
Berbagai tipe budaya politik yang hidup di Indonesia, yakni sebagai berikut:
1. Budaya politik parokial di mana aktivitas politik di dalam masyarakat kurang dilakukan oleh individu-individunya bahkan mereka tidak menyadari politik nasional itu sendiri.
2. Budaya politik subjek, yakni adanya kepasifan dari individu-individu di dalam suatu sistem politik untuk patuh kepada pejabat pemerintah dan aturan perundangan, namun mereka tida turut serta dalam proses dan pembentukan politik.
3. Budaya politik partisipan, yakni kebiasaan individu-individu di dalam masyarakat terlibat dalam artikulasi, tuntutan dan pembentukan keputusan-keputusan politik di dalam sistem politik nasional. Masyarakat yang berorientasi pada struktur dan proses politik.
Jika dilihat pembahasan di atas, maka jelaslah bahwa budaya politik yang paling maju adalah budaya politik partisipan. Lalu, apa yang dimaksud dengan partisipasi politik? Partisipasi politik merupakan aktivitas warga negara yang memiliki kepribadian dalam bersikap sebagai pribadi untuk memengaruhi proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah. Partisipasi di sini dapat bersifat individu atau kolektif, dapat terjadi secara terorganisir ataupun spontan, bersatu atau sporadis, dan secara damai atau dengan kekerasan.
Budaya politik partisipan sesuai dengan prinsip demokrasi dalam politik. Demokrasi menghendaki keterlibatan rakyat secara luas, melalui pemilihan umum maupun kritik kepada pemerintah. Seringkali partisipasi politik rakyat diwujudkan melalui jalan demonstrasi jika saluran-saluran parlementer dianggap buntu.
Keterangan Hasil Posting M syahid H

Nilai-nilai budaya daerah dan Indonesia harus dilestarikan

Seorang tokoh muda mengharapkan nilai-nilai kebudayaan di Indonesia harus dipertahankan terus, mengingat saat ini kebudayaan daerah terutama di Sulawei Utara (Sulut) nyaris punah.

"Saya sangat mendukung acara semacam ini. Agenda seperti ini diharus tetap kita lanjutkan dan dilestarikan bersama," tokoh muda Sulut Hendrik Kawilarang Laluntungan di acara Festival Malesung 2013  bertema "Kebudayaan Budaya Modal Kerukunan" di Sport Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu.

Dalam keterangan persnya, Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ormas Peradaban Indonesia (Perindo) itu menambahkan, dari adat istiadat pihaknya mencoba mengangkat budaya Sulawesi Utara ke kancah internasional.

"Kita akan mencoba berkontribusi untuk mempersatukan Nusantara melalui budaya dan adat dari Minahasa ini," katanya.

Menurut Hendrik, bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu melesatrikan budayanya sendiri. "Kita sebagai kaum muda harus mampu menjaga agar budaya daerah di tanah air ini agar tidak punah dengan perkembangan jaman," ujarnya.

Dia berharap, di era globlalisasi saat ini kaum muda mampu menjaga budaya di Indonesia terutama di Minahasa.

"Sulawesi Utara merupakan salah satu pintu masuk budaya asing. Kita harus berhati-hati terhadap budaya asing yang kapan saja bisa masuk dan bisa merusak moral anak-anak muda," tambahnya.

Hendrik menegaskan, mempersatukan bangsa Indonesia merupakan tugas bersama sebagai anak bangsa. "Mari kita menjaga Bhineka Tunggal Ika dengan cara menjaga budaya kita," demikian Hendrik Kawilarang Laluntungan.(*)

Keterangan Hasil Posting Miftakhul Huda

Fungsi Kebudayaan Bagi Perkembangan Hidup Manusia Dalam Masyarakat

 Didalam kebudayaan terdapat pola – pola perilaku yang merupakan cara – cara manusia untuk bertindak sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat, artinya kebudayaan merupakan suatu garis pokok tentang perilaku yang menetapkan peraturan – peraturan mengenai bagaimana masyarakat harus bertindak, bagaimana masyarakat melakukkan hubungan dengan orang lain atau bersosialisasi, apa yang harus dilakukan, apa yang dilarang dan sebagainya.
Hasil karya manusia akan melahirkan suatu kebudayaan atau teknologi yang nantinya akan berguna untuk melindungi ataupun membantu masyarakat untuk mengolah alam yang bisa bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri.
Secara khusus Kebudayaan berfungsi:
  1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok
  2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya
  3. Pembimbing kehidupan manusia
  4. Pembeda antar manusia dan binatang
  5. Hidup lebih baik, Lebih manusiawi dan berperikemanusiaan Secara umum pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.
Hasil Posting M syahrul Husna M

Keluhuran dan Keindahan Budaya Jawa

Didalam masyarakat Indonesia, masih ada sebagian orang yang percaya bahwa gamelan tertentu memiliki kekuatan gaib. Suara yang dikeluarkan dari alat musik gamelan seringkali dianggap mempunyai daya magis yang bisa mempengaruhi aura kehidupan manusia. Gamelan seperti ini biasanya bukan lagi sekedar alat musik tapi sudah dianggap sebagai pusaka, dan hanya dimainkan pada saat yang sangat istimewa. Oleh karena keistimewaan itu, gamelan demikian mendapat penghormatan sama halnya seperti menghormati leluhur.Sebenarnya, penghormatan seperti kepada leluhur itu tidaklah berlebihan jika kita melihat dari rasa (roso) dan energi yang terlibat saat sang empu menempa dan membentuk gamelan itu hingga menghasilkan nada yang begitu indah hingga terkesan magis; atau saat sang pemilik gamelan itu dahulu sering menumpahkan perasaan dan pikiran dengan memainkan gamelannya seperti halnya seorang pianis meresap dalam permainan pianonya.
Sebagai alat musik yang dipandang memiliki daya magis, gamelan pusaka seringkali digunakan untuk mengiringi gendhing-gendhing Jawa yang memiliki makna sangat “khusus”, yang seolah mengandung misteri seperti misalnya gendhing Tunggul Kawung yang konon untuk “menahan/memindahkan” hujan, atau sebaliknya gendhing Mego Mendhung yang untuk mendatangkan hujan lebat. Meskipun semua itu tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, para pemain gamelan (karawitan) bisa membuktikannya dengan “rasa” yang mereka miliki.
Masyarakat Jawa adalah representasi dari harmonisasi dan pencapaian ekstase untuk sadar kosmis. Gamelan tidak sekadar perkara musik tapi menjadi pertaruhan orang Jawa mengolah rasa dan mengabdikan diri untuk sensibiltas kosmis (alam, manusia, dan Tuhan). Hakikat gamelan adalah hakikat kehidupan manusia lahir dan batin. Kesadaran atas gamelan bagi masyarakat Jawa ini mengarah pada kecenderungan mistik atau sakralisasi. Dan gamelan tidak sekadar urusan melodi, harmoni, dan dinamik. Keharmonisan dan keteraturan dalam gamelan merupakan representasi dari perjalanan suci menuju Tuhan. Ketukan gong bisa diartikan simbol pencapaian tingkat (maqam) tertentu setelah orang beralih dari suasana dzikir dan sunyi secara bergantian.
Dengan simbolisasi atas alam kerohanian Jawa maka sakralisasi terjadi dengan kesadaran batin dan laku. Pandangan mistik terhadap gamelan itu diterjemahkan oleh penguasa dan ahli agama dalam pelbagai ritus di keraton. Gamelan menjadi perangkat musik dengan nafas tradisi dan keagamaan. Ritus gamelan menjadi ritus dengan permainan jagad simbol dan anutan kepercayaan terhadap nilai-nilai kejawaan dan religiositas.
Selain itu gamelan merupakan salah satu jenis musik yang terdiri dari berbagai alat musik, diantaranya kendang, rebab, celempung, gambang, gongdan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat mempunyai fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan. Misalnya, gong berperan menutup sebuah irama yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending. Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelan merupakan keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud nyata dalam musiknya adalah tarikan rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama. Irama yang khas yang dihasilkan merupakan perpaduan jenis suara dari masing-masing unit peralatan gamelan. Secara filosofis gamelan Jawa merupakan satu bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa.
Sekar macapat ADI LUHUNGE KAGUNAN JAWI yang terangkum dalam pupuh dhanngula dan pupuh sinom, yang berisikan tentang piwulang mengenai falsafah gamelan Jawa. Semoga bait-baik macapat dibawah ini bisa untuk menambah wawasan serta merubah cara pandang kita terhadap budaya Jawa yang semakin hari semakin tersisih dengan budaya manca.
DHANDHANGGULA
Kang cinakup seni budya Jawi, rupa-rupa kalamun pinetang, basa lan sastra Jawane, sarta macapatipun, krawitan gamelan ugi, tuhu ngandhut falsafah, ingkang nyata agung, tumrap jejering manungsa, dadi tepa palupi ala lan becik, ing kauripanira.
Dene seni gamelan puniki, yasan dalem Sunan Kalijaga, kang kebak tuladhane, becik dadi panuntun, kanggo nggayuh urip utami, ingkang wus manjing dadya, kapribaden luhur, tumanduk mring bangsa kita, mangga sami ngleluri budaya Jawi, mamrih teguh santosa.
Jeneng GAMBANG ingkang mengku werdi, mbanyu mili kentir aneng sendhang, ngregengi tetabuhane, lir angin kang tumiyup, saya ngrangin rinenggeng gendhing, lamun bahan wilahan, asal saking kayu, mrih manggih hayu raharja, wit jatining urip mung ngudi basuki, donya prapteng delahan.
KEMPUL lumrah ingaran alit, mengku tetapsiran pirang-pirang, saka pakem sayektine, gandheng lan tembung kumpul, werdine gya samya nyawiji, manunggal cipta karsa, nut ugeranipun, iku tumraping agama, pranatan kang dadi wewatoning urip, ingudi mrih raharja.
Kalamun GONG kang araneki, wujud gamelan kang paling harda, memper kempul ingkang gedhe, dumadi saking prunggu, tinabuh ing panutup gendhing, tandha mungkasi pada, mangka werdinipun, yen gesang sampun pinungkas, dhawah ing gong wangsul ing kasidan jati, sepuh tanapi mudha.
S I N O M
DEMUNG sinebut balungan, saya greget mahanani, pindha jumbuhing tatabuhan, kang dadi peran utami, mligining wayang kulit, ateges andhamane mung, siji ra neka-neka, mantep manembah ing Gusti, kanthi manut miturut  reh parentah-Nya.
Bebasan bojone dhalang, nenggih GENDER araneki, baku ing babagan bawa, aneng pagelaran ringgit, mligine aninthingi, bawa wiraswaranipun, nambah ngrangin swasana, mengku falsafah kang inggil, aywa gampang tumandang nir sambekala.
Mangka jangkeping tabuhan, yeku SITER den wastani, saya gayeng nggo jineman, banget ngresepake ati, mungal swara thing-thing-thing, sinartan gender binarung, ingkang ngemu surasa, sing pinter weh sukeng galih, amemangun karyenak tyasing sasama.
Nora kleru byola Jawa, ya REBAB araneki, munggah kanthi sinenggrengan, nganyut rumesep ing galih, anggambar raos sedhih, mligining swasana tlutur, den samya ngrembag ing bab, sagung karya den rampungi, mrih sembada sadaya ingkang sinedya.
Minangka purnaning sekar, mangga sami anyawiji, angleluri kabudayan, budaya kang edi peni, wus dadi jati dhiri, langkung becik den sengkuyung, tan lirwa nembah muja, konjuk mring Hyang Maha Suci, kabudayan dimen lestari ngrembaka.
Terjemahan :
DHANDHANGGULA
Yang termasuk budaya Jawa, beraneka macam kalau dihitung, bahasa dan sastra Jawanya, serta tembang macapatnya, dan juga krawitan serta gamelan, semua mengandung falsafah, yang sangat luhur, terhadap penampilan manusia, menjadi tauladan baik dan buruk, pada kehidupan kita.
Sedangkan seni gamelan itu, hasil karya Sunan Kalijaga, yang penuh dengan contoh/teladan, baik untuk dijadikan petunjuk, untuk mencapai hidup yang baik, yang telah masuk menjadi, kepribadian yang luhur, sebagai pelindung terhadap bangsa kita, marilah sama-sama melestarikan budaya Jawa, agar  teguh dan sentosa.
Yang disebut GAMBANG itu mengandung maksud, air yang mengalir hanyut di sendang, memeriahkan alunan musik, ibarat angin yang berhembus, bertambah merdu alunan gending/lagu, kalau bahannya dari wilahan (kayu yang belah), berasal dari kayu, agar menemukan selamat dan sejahtera, hidup yang sesunggunya hannya mencari keselamatan, di dunia sampai dengan akhirat.
KEMPUL biasanya disebut kecil, mengandung penafsiran yang bermacam-macam, dari pedoman yang baku sesungguhnya, berhubungan dengan kata kumpul (bersatu), artinya segaralah bersatu, bersatu cipta dan karsanya, menurut peraturannya, itu apabila menurut agama, aturan yang menjadi pedomannya hidup, yang dicari agar selamat dan sejahtera.
Kalau yang namanya GONG, berupa gamelan yang paling besar, mirip dengan kempul yang besar, yang berasal dari bahan perunggu, ditabuh pada pada saat penutupan gending/lagu, sabagai tanda mengahiri pada (syair), padahal maksudnya, jika hidup itu telah diakhiri, jatuh pada gong kembali pada kesempurnaan sejati, tua atuapun muda.
S I N O M
DEMUNG disebut juga balungan, semakin bertambah semangat, ibarat telah sesuai dengan iramanya, yang menjadi peran utama, khususnya dalam wayang kulit, berarti hanya sebagai tokoh, hanya satu dan tidak bermacam-macam, mantab manembah pada tuhan, dengan patuh sesuai dengan perintah-Nya.
Ibarat itrinya dalang, yaitu GENDER namanya, sudah baku tentang bawa (pembukaan gending), pada pertunjukan wayang kulit, khususnya membunyikan (mengetuk), bawa wiraswaranya (penyanyi laki-laki), menambah merdu suasananya, mengandung falsafah yang sangat tinggi, janganlah mudah bertindak agar terhindar dari cobaan.
Padahal sempurnanya tetabuhan (irama), yaitu disebut SITER, bertambah nikmat dibuat jineman (irama lagu), sangat menarih hati, bunyi suara thing-thing-thing, seiring dengan suara gender, yang mengandung maksud, yang pandai memberi kedamaian, berbuat untuk menyenangkan hati sesama.
Tidak salah biola Jawa, yaitu REBAB namanya, meningkat dengan suara yang mengalun, hanyut meresap didalam hati, menggambarkan perasaan yang sedih, khususnya swasana tlutur (irama sedih), semua membahas pada bab (permasalahan), semua pekerjaan di selesaikan, agar semua yang diinginkan dapat terkabul.
Dan sebagai penutupnya lagu, marilah kita semua bersatu, melestarikan kebudayaan, budaya yang sangat indah, yang telah menjadi jati diri, lebih baik kita mendukung, tidak lupa kita untuk berdoa, kepada tuhan yang maha suci, agar kebudayaan kita lestari dan berkembang.
Hasil posting M Sutarman

Pantun tentang budaya

Orang kaya banyak berharta
Ke Sumatra setiap tahun
Bismillah saya membuka kata
Berseni sastra membuat pantun
*
Daun ilalang pucuknya mati
Buah pisang berwarna hitam
Pantun dikarang penghibur hati
Turut kembangkan budaya Etam
*
Daun ilalang taruh di topi
Daun Kurma ditambah lagi
Pantun kukarang di malam sepi
Kala purnama telah meninggi
*
Ambil paku di Kota Raja
Di Kota Raja mendapat intan
Wahai saudaraku di mana saja
Pantun kukarang untuk kalian 


  
Manis sungguh gula Melaka
Jangan dibancuh dibuat serbat
Sungguh teguh adat pusaka
Biar mati anak jangan mati adat



Anak teruna tiba di darat
Dari Makasar langsung ke Deli
Hidup di dunia biar beradat
Bahasa tidak dijual beli



Buah berangan di rumpun pinang
Limau kasturi berdaun muda
Kalau berkenan masuklah meminang
Tanda diri beradat budaya



Laksamana berbaju besi          
Masuk ke hutan melanda-landa
Hidup berdiri dengan saksi
Adat berdiri dengan tanda




Hasil posting M yusuf K

Kamis, 12 September 2013

kebudayaan Tari keraton

kebudayaan Tari keraton


Tari Golek Ayun-ayun, dari Keraton Yogyakarta

Tari Jaipongan, tari tradisi rakyat Sunda
Tarian di Indonesia mencerminkan sejarah panjang Indonesia. Beberapa keluarga bangsawan; berbagai istana dan keraton yang hingga kini masih bertahan di berbagai bagian Indonesia menjadi benteng pelindung dan pelestari budaya istana. Perbedaan paling jelas antara tarian istana dengan tarian rakyat tampak dalam tradisi tari Jawa. Strata masyarakat Jawa yang berlapis-lapis dan bertingkat tercermin dalam budayanya. Jika golongan bangsawan kelas atas lebih memperhatikan pada kehalusan, unsur spiritual, keluhuran, dan keadiluhungan; masyarakat kebanyakan lebih memperhatikan unsur hiburan dan sosial dari tarian. Sebagai akibatnya tarian istana lebih ketat dan memiliki seperangkat aturan dan disiplin yang dipertahankan dari generasi ke generasi, sementara tari rakyat lebih bebas, dan terbuka atas berbagai pengaruh.
Perlindungan kerajaan atas seni dan budaya istana umumnya digalakkan oleh pranata kerajaan sebagai penjaga dan pelindung tradisi mereka. Misalnya para Sultan dan Sunan dari Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta terkenal sebagai pencipta berbagai tarian keraton lengkap dengan komposisi gamelan pengiring tarian tersebut. Tarian istana juga terdapat dalam tradisi istana Bali dan Melayu, yang bisanya—seperti di Jawa—juga menekankan pada kehalusan, keagungan dan gengsi. Tarian Istana Sumatra seperti bekas Kesultanan Aceh, Kesultanan Deli di Sumatera Utara, Kesultanan Melayu Riau, dan Kesultanan Palembang di Sumatera Selatan lebih dipengaruhi budaya Islam, sementara Jawa dan Bali lebih kental akan warisan budaya Hindu-Buddhanya.

Senin, 09 September 2013

tentang budaya tari di Jawa tengah

imageJawa Tengah adalah propinsi dimana budaya Jawa banyak berkembang disini karena di Jawa Tengah dahulu banyak kerajaan berdiri disini itu terlihat dari berbagai peninggalan candi di Jawa Tengah. Mahakarya yang sungguh mempesona adalah batik di jawa tengah setiap daerah mempunyai corak batik tulis yang berbeda beda mereka mempunyai ciri khas sendiri – sendiri. selain batik ada juga kesenian yang tak kalah luar biasanaya ada wayang kulit yang sudah diakui dunia sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO ada juga tembang tembang (lagu lagu) jawa yang diiringi oleh gamelan (alat musik) yang juga dikenal dengan campursariada juga ketoprak yang merupakan pertunjukan seni peran khas dari Jawa.

Di Jawa Tengah juga masih ada kerajaan yang sampai sekarang masih berdiri tepatnya di Kota Solo yang dikenal dengan Kasunanan Solo. Budaya jawa tengah sungguh banyak mulai dari wayang, wayang orang, ketoprak,tari dan masih banyak lagi. Kebudayaan yang ada di wilayah Provinsi Jawa Tengah mayoritas merupakan kebudayaan Jawa, namun terdapat pula kantong-kantong kebudayaan Sunda di wilayah sebelah barat yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat terutama di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Cilacap.
Adapun budaya lokal Jawa Tengah antara lain: Kraton Solo (Central Java Surakarta), Batik, Ketoprak, Pagelaran Wayang Kulit, Tari Srikandi/Tari Panah, Pertujukan Wayang Orang, Sinden, Tayub, Batik. Selain itu, Provinsi Jawa Tengah ternyata mempunyai daya tarik kebudayaan yang bagus, salah satu contohnya adalah memiliki tarian tradisional yang beragam. Kali ini kami akan bahas contoh tarian tradisional Jawa Tengah, antara lain:
Tari Merak
Tari Merak merupakan tari paling populer di Tanah Jawa. Versi yang berbeda bisa didapati juga di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur. Seperti namanya Tarian Merak merupakan tarian yang melambangkan gerakan-gerakan Burung Merak. Merupakan tarian solo atau bisa juga dilakukan oleh beberapa orang penari.
Penari umumnya memakai selendang yang terikat dipinggang, yang jika dibentangkan akan menyerupai sayap burung. Penari juga memakai mahkota berbentuk kepala menyerupai burung Merak. Gerakan tangan yang gemulai dan iringan gamelan, merupakan salah satu karakteristik tarian ini.
Tari Gambyong
Tari Gambyong tercipta berdasarkan nama seorang penari jalanan (tledhek) yang bernama Si Gambyong yang hidup pada zaman Sinuhun Paku Buwono IV di Surakarta (1788-1820). Sosok penari ini dikenal sebagai seorang yang cantik jelita dan memiliki tarian yang cukup indah. Tak heran, dia terkenal di seantero Surakarta dan terciptalah nama Tari Gambyong. Tarian ini merupakan sejenis tarian pergaulan di masyarakat. Ciri khas pertunjukan Tari Gambyong, sebelum dimulai selalu dibuka dengan gendhing Pangkur. Tariannya terlihat indah dan elok apabila si penari mampu menyelaraskan gerak dengan irama kendang. Sebab, kendang itu biasa disebut otot tarian dan pemandu gendhing.
Pada zaman Surakarta, instrumen pengiring tarian jalanan dilengkapi dengan bonang dan gong. Gamelan yang dipakai biasanya meliputi gender, penerus gender, kendang, kenong, kempul, dan gong. Semua instrumen itu dibawa ke mana-mana dengan cara dipikul. Umum dikenal di kalangan penabuh instrumen Tari Gambyong, memainkan kendang bukanlah sesuatu yang mudah. Pengendang harus mampu tumbuh dengan keluwesan tarian serta mampu berpadu dengan irama gendhing. Maka tak heran, sering terjadi seorang penari Gambyong tidak bisa dipisahkan dengan pengendang yang selalu mengiringinya. Begitu juga sebaliknya, seorang pengendang yang telah tahu lagak-lagu si penari Gambyong akan mudah melakukan harmonisasi.

keterangan hasil posting Rais Cahyono :))

Minggu, 08 September 2013

Kebudayaan Keris



Keris adalah senjata tikam pendek yang berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya, bentuknya  memiliki keunikan tersendiri sehingga mudah dibedakan dengan senjata tajam yang lain. Kekhasan dari keris adalah bentuknya yang  tidak simetris di bagian pangkal yang melebar,bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor/hiasan (damascene), yang terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Keris telah digunakan selama lebih dari 600 tahun oleh bangsa-bangsa Melayu seperti Malaysya, Filipina Selatan (Mindanau), Thailand Selatan, Brunei darusalam dan Indonesia. 
Fungsi keris
Masyarakat Melayu tradisional beranggapan bahwa keris bukan hanya senjata yang berfungsi untuk mempertahankan diri tapi juga lambang kedaulatan orang melayu. Keris juga dianggap sebagai senjata tajam yang dipercaya memiliki kekuatan magis sehingga masyarakat melayu tradisonal melakukan riual-ritual khusus untuk menjaga keris seperti mengasapkan keris di malam Jumat atau ritual mengasamlimaukan keris sebagai cara untuk menjaga logam keris dan menambah bisa nya.
Di Indonesia, keris merupakan salah satu budaya yang masih bertahan, bahkan keris telah diakui menjadi warisan budaya dunia milik Indonesia oleh UNESCO. Sampai saat ini keris masih digunakan dalam berbagai ritual kebudayaan di berbagai daerah di Indonesia.misalnya saja di daerah yang berpenduduk Suku Jawa, keris biasa digunakan sebagai pelengkap busana pernikahan untuk pengantin pria. Hal ini terjadi karena keris dianggap sebagai lambang pusaka dan simbol kejantanan pria. Selain itu, keris juga dianggap memilki fungsi spiritual, ini terbukti  dalam upacara peringatan satu sura di keraton Yogyakarta, ada ritual mengkirabkan senjata tajam seperti tombak pusaka, pisau besar (bendho), termasuk juga keris. Dalam upacara ini senjata unggulan keraton diarak mengelilingi keraton sambil memusatkan pikiran dan perasaan untuk memuji dan memohon kepada pencipta semesta alam, agar diberikan kesejahteraan,kebahagiaan dan perlindungan. 
Sejarah keris
Keris diperkirakan telah digunakan di Indonesia khususnya oleh masyarakat Jawa sekitar abad ke-9 Masehi. Hal yang membuktikannya adalah salah satu panel relief Candi Borobudur dari abad ke-9 memperlihatkan seseorang memegang benda yang menyerupai keris, akan tetapi belum memiliki derajat kecondongan dan hulu/deder nya masih menyatu dengan bilah senjata.Keris juga diduga merupakan senjata tajam peninggalan Kebudayaan Dongson (Vietnam) dan Tiongkok Kuno. Keris diduga masuk dari tiongkok melalui dongson kemudian memasuki nusantara. Dugaan tersebut dimungkinkan karena adanya kemiripan bentuk antara keris dengan senjata yang berasal dari dua kebudayaan tersebut.  Di masa itu keris dianggap benda yang suci, karena itu penggunaan keris tidak hanya digunakan dalam peperangan atau sebagai senjata saja tapi juga sebagai pelengkap sesaji. Sejak saa itu,keris menjadi salah satu benda yang dipercaya memilki kekuatan spiritual sehingga harus dilakukan ritual penghormatan. Penghormatan terhadap benda-benda garapan logam diduga merupakan pengaruh dari kebudayaan India (Siwaisme). Hal ini dikuatkan oleh penemuan dari Prasasti Dakuwu dari abad ke-6 yang menunjukkan ikonografi India yang menampilkan wesi ajiseperti trisula, kudhi, arit, dan keris sombro.
Dalam perkembangannya, penemuan Prasasti Karangtengah dari tahun 824 Masehi menyebutkan istilah keris dalam suatu daftar peralatan sedangkan Prasasti Poh  di 904 M menyebut keris sebagai bagian dari sesaji dalam ritual persembahan. Akan tetapi, keterangan tersebut belum bisa dipastikan bahwa keris yang dimaksud dalam kedua prasasti tersebut adalah keris yang dikenal sekarang. Dalam pengetahuan perkerisan jawa (padhuwungan) keris padamasa para kediri-singasari merupakan keris budha atau keris sombro.
Para ilmuwan mempercayai bahwa keris budah adalah bentuk awal keris sebelum keris menemukan bentuk keris yang lebih khas. Bentuk keris pada masa itu mirip dengan belati gaya india. Berdasarkan catatan Ma Huan dari tahun 1416 yang merupakan angggota ekspedisi ceng ho menyebutkan “Orang-orang ini [Majapahit] selalu mengenakan pu-la-t ou (belati? atau beladau?)yang diselipkan pada ikat pinggang. [...], yang terbuat dari baja, dengan pola yang rumit dan bergaris-garis halus pada daunnya; hulunya terbuat dari emas, cula, atau gading yang diukir berbentuk manusia atau wajah raksasa dengan garapan yang sangat halus dan rajin.” Hal ini mengindikasikan bahwa keris merupakan senjata yang selalu dipakai oleh masyarakat saat itu untuk melindungi diri. Seiring dengan perkembangannya, pada abad ke 14 keris memperoleh bentuknya yang lebih khas atau lebih pribumi.
Filosofi keris
Keris adalah benda pusaka yang diakui keagungannya oleh bangsa Melayu terutama bangsa Indonesia. Keris berkembang dari waktu ke waktu, bertahan dan dipercaya oleh masyarakat. Tentu saja hal ini bukan sebuah pepesan kosong atau mitos semata. Para empu pembuat keris di zaman dahulu sangat memperhatikan ditail pembuatan keris dari bentuk,model, ukiran hingga ke hal-hal kecil seperti hiasan. Setiap ditail pada keris memilki makna masing-masing sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan oleh empu pembuat keris. Seorang empu menciptakan keris dengan ketekunan,kesungguhan dan cipta rasa yang tinggi. Keris diciptakan untuk menumbuhkan wibawa dan rasa percaya diri bukan untuk membunuh.
Bagi orang Jawa hidup itu penuh dengan perlambang yang harus dicari maknanya. Keris juga merupakan sebuah lambang yang menuntun manusia hidup di jalan yang benar. Pemahamn dangkal terhadap keris hanya akan memposisikan keris sebagai benda pusaka yang memilki kekuatan magis dan mampu meningkatkan harkat derajat manusia. Padahal, keris membawa pesan moral yang amat mulya, bersatunya senjata dengan cangkang keris bermakna hubungan akrab untuk menciptakan hidup yang harmonis dimana terjadi persatuan antar raja dan abdinya, rakyat dan pemimpinnya, insan kamil dan Tuhannya.

Gambar 


keterangan hasil posting semua kelompok.